karya tulis


Seandainya aku jadi pelukis, guru  dan jadi kiyai keinginan bapakku

Berawal dari keinginan orang tua aku masuk di sekolah SMU swasta yang masih kental dengan pendidikan agama karena sekolah tersebut dibawa naungan pondok pesantren tertua di wilayah gresik. Besar keinginanku untuk bisa masuk di sekolah negrei namun orang tuaku selalu ditidak mengijinkan aku untuk pindah mnegambil sekolah negeri. Aku memang tidak tinggal dipondok namun tempat bermainku breda dipondok karena memang teman-temanku banyak anak pondok pesantren. Mulai dari sekolah dasar akun sudah diarahkan untuk sekolah madrasah yang trekenal kental pendidikan agamnya. Dari situ aku sudah terbiasa dengan perilaku dan dat istiadat pesantren. Walaupun aku di SMU namun nuansa pondok masih terasa, dari sekian banyak siswa hampir 50 persen masuk ke PTN ternama karena memang terkenal dengan lulusan dengn nilai terbaik diwilayah tersebut. Saat itu akau kelas 3 SMU semster akhir. Banyak teman-temanku yang mulai bingung menentukan jurusan atau memilih perguruan Tinggi yang akan dipilh  namun tidak ada sedikit fikiran aku untuk bisa melanjutkan kuliah.aku sendiri bingung kenapa teman-temanku selalu memberikan semangat dan banyak informasi supaya aku melanjutkan kuliah.
Dari situlah keinginan untuk kuliah mulai muncul dan mengejar untuk mengejar impian  tumbuh lagi.tidak banyak uang saku yang diberiakn ibukku untuk bekal kesekolah namun aku selalalu sisihkan kusimpan dicelenganku.berawal dari uang 25 ribu aku berngkat kesurabaya tanpa ijin orang tua. Diam-diam aku daftar kuliah lewat jalur PMDK. Kebetulan tetanggaku seorang pelajar STM PAL surabaya menurut pengakuan dia hafal dengan kota Surabaya paling tidak tahu tentang surabaya yang begitu metropolitan dalam bayangnku urabaya sama halnya dengan jakarta karena memang aku jarang kesurabaya mungkin beberapa tahun yang lalu saat akau SD  kekebun binatang itu yang aku ingat. karena dorongan teman temanku di kelas 3 IPA kebetulan masuk jurusan  itu. Mereka  selalu memberikan semangat kepadaku untuk melanjutkan kuliah dijurusan seni rupa karena sudah terlihat bakat dan kemampuanku dibidang seni, Tinggal 3 hari penutupan  aku putuskan berangkat.aku berangkat pagi-pagi untuk mengejar waktu supaya sampai disurabaya tidak terlalu siang. Untuk mendapatkan legalisir rapot dan pengantar dari sekolahku tidak Cuma-Cuma, aku harus menyelesaikan papan-papan data untuk ditulis lagi karena adanya akreditasi sekolah sebelum dapt tanda tangan dari Kepala sekolah waktu itu. Butuh waktu hampir 2 hari untuk mengerjakan karena memang sudah dikenal kalau tulisanku lumayan bagus disekolah yang biasa membuat dekorasai acara disekolah. 
 Sangat disayangkan memang aku berangkat tanpa ijin sama ibukku, sesampai diterminal aku bingung begitu ramai lalu lalang orang dengan wajah muram garang tampa ada rasa saling sayang. Setelah naik bus mini akau mulai mencari microlet bersama temanku yan g mengantarku, aku sendiri belum tahu alamat ketintang itu dimana? Menurut temanku untuk sampai disana harus naik bis mini dulu lalu naik microlet sebanya k 3 kali baru bisa sampai diketintang. Benar aku naik bis mini dulu lalu naik  3 microlet baru  aku sampai diketintang hampir jam 10 pagi padahal, aku berangkat jam 6 pagi dari rumah. Ternyata ditdmpat  tes tersebut sudah dimulai dari jam 8 jadi aku terlambat petugas memang mengoda kalau pendaftaran sudah ditutup, Dan tidak diperbolehkan aku masuk mengikuti tes. Tetapi ada seorang dosen senior yang mendekatiku dan menayakan dari mana mas? Saya menjawab ‘”maaf saya terlamabat ibu, karena saya dari gresik” dan akhirnya dosen itu mempersilahkanaku masuk mengikuti tes PMDK( tes bakat dan minat)menurut dosen tersebut,  aku ditunggu karena satu-satu paserta dari gresik. Hampir satu jam aku mulai mengerjakan tes dan alhamdulillah selesai. Aku liat kanan kiri gambar teman-teman peserta yang lain begitu bagus- bagus subhanaallah, aku coba bertanya dan kenalan ternyata memang mereka banyak dari sekolah jurusan seni rupa SMSR jadi sudah terlatih tetapi aku tidak patah semangat dan minder walaupun aku dari sma biasa aku yakin aku bisa karena Allah memberikan kemampuan dari masing-masing orang . Setelah selesai alu kembali kegresik bersama teman yanmg mengantarku tadi sambil aku hafalkan jalan-jalan disurabaya karena jika nanti aku diterima tidak mungkin aku minta diantarkan lagi aku harus bisa berangkat sendiri.
Hampir 1 bulan aku menunggu dan menuggu  menyimpan rahasia itu tanpa sepengetahuan orang tua. tiba-tiab aku dipanggil Bapak Kepala sekolah, akupun kaget takutnya ada masalah denganku. Persaanku panik dan takut   aku disodori surat kopnya universitas  negeri surabaya Bapak kepala Sekolah menyuruhku membuka surat tersebut Ternyata alangkah bahagianya tertulis didalam surat itu berbunyi” Ahmad sifin diterima di jurusan seni rupa UNESA lewatr jalur PMDK. Alhamdulillah sujud syukur aku diterima, dan ternyata kebahagiaan itu tak lama  terbersik dalam ingatanku jiak aku belum bilang kalau aku ikut daftar kuliah apalagi langkah selanjutnya kau harus mendaftar ulang bahwa siap untuk kuliah di perguruan tinggi tersebut. Aku pulang kerumah dengan segudang strategi untuk menyampaikan keinginanku untuk elanjutkan  kuliah.setelah samapai dirumah aku mandi sholat aku sempatkan duduk diteras bersama ibukku. Lidahku mulai keluh untuk mengatakan sesuatu. “Emak aku pingin kuliah disurabaya, dengan nada pelan ibukku menjawab “sudahlah tidak usah aneh-aneh,  ikut ngaji (pondok) saja!  enak gak butuh banyak biaya dan juga dekat rumah. Aku bilang “ mak aku ini sudah diterima dijurusan seni rupa mohon maaf kemaren aku daftar tanpa ijin emak” dijawab dengan suara lantang’ kuliah-kuliah memang kuliah itu apa ndak butuh biaya yang banyak! Darimana uang kita ini orang ndak punya buat makan saja susah, apalagi buat kuliah! aku jawab untuk meradam ibu agar direstui” aku nanti bias bantu-bantu ngajar ngelesi privat sambil kerja mak.
 Ibukku pun berfikir sambil berkata” ya sudah nanti kiat bicarakan lagi dengan bapak,  karena bapak belum pulang dari kerja’.
Pagi hari ketika aku bangun sholat subuh sudah siap sarapan pagi biasa orang desa itu kalau makan harus pagi karena setelah makan pagi harus berangkat kesawah atau tambak . Dimeja makan yang terbuat dari bambu  bapak mulai membuka pembicaraan “katanya ibumu kamu mau kuliah apa sudah kau pikirkan dengan matang keputusanmu itu apalagi ambil jurusan Seni Rupa nantinya jadi apa nak? Aku jawab” inggih pak aku mau kuliah jurusan seni rupa, ini keguruan nantinya insyaallah akan jadi guru!”bapak menjawab” apa tidak enak jadi kyai nagaji di pondk saja bisa dekat orang tua lagi, kukliah kok kuliah gambar!” ibukku datang  ke meja “ya sudah bapak ibu merestui kamu untuk kuliah maslah biaya nati kita usahakan tetapi nati jika disana harus hati-hati dan sungguh sungguh karena kamu ini asalnya orang desa oarang yang tidak punya tidak usah macam-macam. Jurusan seni rupa didekat sini saja apa tidak ada tidak usah jauh kesurabaya! Aku jawab “Yang ada disurabya mak! ya sudah jawab emak ”inggih terima kasih bapak, terima kasi ibu! Langsung aku sungkem dan  kuciumi bapak ibukku. Sejak itu aku siapakan berkas- berkasnya untuk mendaftar ulang  dan juga persiapan awal untuk peralatanku kuliah karena aku harus cari tempat kos untuk menginap. sedikit demi sedikit masalah sudah terselasaikan saat nya aku mulai berangakat kuliah. Sekarang aku sudah tahu untuk bisa sampai diketintang tidak perlu lagi harus naik microlet samapi 3 kali, cukup dengan naik bis mini dan bis kota  bisa langsung sampai di jalan ketintang surabaya alamat Kampus UNESA ketintang. Secara kebetulan setelah registrasi ulang aku berdiri dipinggir jalan sambil menunggu angkutan ada seorang mahasiswa senior yang mengajak kenalan, “  dek calon mahasiswa baru ya? darimana? Aku jawab” iya mas dari gresik dia bertanya lagi” sudah dapat kos belum , kalau belum ketempatku saja! Masih ada yang kosong. Namanya untung itu tidak kemana tak perlu mencari malah ditawari, aku teingat kata guruku” kalau orang yang suka menolong natinya akan ditolong orang. Aku ikuti teman baruku mahasiswa senior yang tinggal skripsi saja untuk ngekos ditempatnya. Kebetulan tempatnya tidak jauh dari kampus cukup jalan hampir 100 meter dari tempat kosku.sehari menjadi mahasiswa telah aku lewati semester demi semester telah aku jalani mulailah menapak perjalan untuk mengejar impianku walaupun tak sesuai dengan keinginan bapakku aku berjanji akan membahagiakan orang tua sebagai balas budi. Tunggulah aku bapakku untuk membahagiakanmu namun aku selesai kuliah kaupergi meninggalkanku selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar