Kamis, 13 Januari 2011

keistimewaan hari JUM' AT



Kenapa hari Jumat yang jadi hari besar umat Islam?
Ada beberapa alasan untuk menjawab pertanyaan di atas.
Namun, sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya dijelaskan juga. Yuk qita simak….

Dari Salamah dari Abu Hurairah ra. Nabi saw. bersabda:
Hari terbaik yang terbit padanya matahari adalah hari Jum’at. Sebab pada hari itu Allah Azza wa Jalla menciptakan Adam as., Dia memasukkan Adam ke surga, pada hari itu ia diturunkan ke bumi, dan pada hari itu terjadi kiamat serta pada hari itu terdapat satu masa dimana tidak seorangpun berdo’a kecuali Dia akan mengabulkan do’a itu. (HR. Muslim)
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata “Sesungguhnya dinamakan hari Jum’at dengan Jum’at dikarenakan kata jum’at itu merupakan musytaq (derivasi kata) dari al-Jam’u (himpunan atau kumpulan). Sesungguhnya umat Islam berkumpul pada hari Jum’at tiap minggu sekali di dalam suatu tempat yang sangat besar (masjid)…” Allah memerintahkan kaum mukminin untuk berkumpul dalam rangka beribadah kepada-Nya, Allah Ta’ala berfirman:

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al-Jumu’ah: 9)

Ibnul Qayyim Al-Jauzi mengatakan: “Termasuk petunjuk Nabi, ialah mengagungkan, memuliakan dan mengkhususkan hari agung ini dengan berbagai macam bentuk ibadah…”. Dan dalam kitabnya Zadul Ma’ad, beliau menghitung lebih dari 30 keistimewaan dari hari agung ini. Di antara keistimewaan bagi hari Jum’at adalah:

• Hari Jum’at adalah hari raya yang selalu berulang. Maka dari itu puasa pada hari Jum’at tanpa hari yang lain diharamkan, untuk membedakan dengan kaum Yahudi dan Nasrani juga agar umat Islam mempergunakannya dalam memperbanyak amal seperti shalat, doa dan yang lainnya.

• Hari Jum’at adalah yaumul mazid, yaitu hari saat Allah menampakkan diri di hadapan kaum mukminin di surga nanti. Allah berfirman:

Mereka di dalam surga memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya”. (QS. Qaaf: 35)
‘tambahannya’ dalam ayat ini menurut Anas bin Malik adalah Allah menampakkan diri kepada mereka setiap hari Jum’at.

• Pada hari ini terdapat waktu mustajab. Nabi, bersabda:
Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat suatu saat yang tidak ada seorang muslimpun yang melaksnakan shalat sambil meminta sesuatu kepada Allah kecuali dikabulkan”. (HR. Bukhari dan Muslim)

• Keutamaan amal shalih di dalamnya. Nabi, bersabda:
Ada lima perkara, siapa saja yang melakukannya pada satu hari maka dia termasuk ahli surga; orang yang menjenguk orang sakit, menyaksikan jenazah, berpuasa, pergi ke shalat Jum’at dan memerdekakan seorang budak.
Yang dimaksud dengan puasa dalam hadits di atas adalah yang bertepatan pada hari Jum’at tanpa disengaja.

• Hari terjadinya kiamat. Nabi, bersabda:
Tidak terjadi hari kiamat kecuali pada hari Jum’at. (HR. Muslim)

• Hari dihapusnya dosa-dosa. Dari Salman Al-Farisi beliau berkata: Nabi, bersabda:
Tidaklah seorang hamba mandi pada hari Jum’at dan bersuci dengan sebaik-baiknya, mengenakan minyak rambut sebaik mungkin atau memakai wewangian dengan sebaik-baiknya kemudian dia keluar (pergi ke masjid) dan tidak memisahkan dua orang (dengan melangkahi mereka), kemudian melakukan shalat yang telah ditentukan, lantas mendengarkan khutbah kecuali diampunkan dosanya antara hari itu dan Jum’at yang lain. (HR. Bukhari)

• Orang yang pergi ke shalat Jum’at dengan berjalan kaki mendapatkan pahala besar. Nabi, bersabda:
Siapa saja yang mandi pada hari Jum’at dan pergi lebih awal menuju tempat Jum’at kemudian berjalan kaki tanpa kendaraan dan mendekat kepada imam lalu mendengarkan khutbah tanpa disertai dengan amalan sia-sia, maka dari setiap langkahnya dia mendapatkan amal satu tahun pahala puasa dan shalatnya. (HR. Abu Daud)

• Dari Jum’at yang satu sampai Jum’at berikutnya adalah pelebur dosa yang terjadi di antaranya ditambah tiga hari. Nabi, bersabda:
Siapa saja yang mandi lalu mendatangi shalat Jum’at. Kemudian shalat semampunya terus mendengarkan khutbah hingga selsesai lalu shalat bersama imam, maka diampunkan dosanya yang terjadi antara dua Jum’at ditambah tiga hari. (HR. Muslim)

• Meninggal pada hari atau malam Jum’at termasuk tanda husnul khatimah. Nabi, bersabda:
Siapa saja yang meninggal pada hari atau malam Jum’at maka dia terpelihara dari fitnah kubur. (HR. Ahmad)

• Sedekah pada hari Jum’at lebih baik daripada sedekah di hari lainnya. Ibnul Qayyim berkata: “Sedekah di hari Jum’at dibanding dengan sedekah di hari lain adalah seperti sedekah di bulan Ramadhan dibandingkan sedekah di bulan-bulan selainnya. Saya telah menyaksikan Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah jika keluar menuju Jum’at beliau bawa apa yang ada di rumahnya lalu beliau sedekahkan dalam perjalanannya menuju masjid secara sembunyi-sembunyi”.
Disamping itu masih ada banyak lagi keutamaan dan keistimewaan lain bagi hari agung ini.
Memuliakan hari Jum’at dalam agama Islam tidak berdasarkan penalaran manusia belaka melainkan petunjuk langsung dari Allah melalui Nabi Muhammad saw. Selain itu, umat muslim juga menyadari bahwa penetapan hari yang dimuliakan akan berbeda untuk setiap umat dari Nabi yang membawa wahyu Allah. Yang terpenting adalah ketauhidan umat dari para Nabi tersebut. Firman Allah:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). [QS. An-Nahl: 36]

Dikutip dari: tugas akhir mata kuliah SPAI psikologi UPI

Selasa, 11 Januari 2011

maestro kaligrafi

Written by Drs H Didin Sirojuddin AR, M.Ag on Selasa, 09 Desember 2008 at 06.53
DIDIN SIROJUDDIN AR lahir di Kuningan, Jawa Barat, 15 Juli 1957. diluar tugasnya sebagai pengajar di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dididn yang melukis sejak sebelum aktif mengembangkan kaligrafi di Indonesia. Dimulai dari belajar menulis khat di Pondok Modern Gontor (1969-1975) hingga menadi wartawan majalah Panji Masyarakat sambil melukis, menulis mushaf Alquran, membuat komik/ilustrasi dan menulis khat untuk buku dan majalah, alat peraga, poster, dan kalender di Jakarta. Tahun 1985 mendirikan Lembaga Kaligrafi Alquran (LEMKA) di Jakarta, disususl tahun 1998 mendirikan Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka di Sukabumi, dua kendaraan perjuangannya yang diiringi aktivitasnya menulis buku-buku kaligrafi, penjurian lomba kaligrafi di MTQ Nasional dan ASEAN, dan berkeliling membina kaligrafi di pelbagai pelosok Indonesia.

Jumat, 07 Januari 2011

PELUKIS WIDAYAT

WIDAYAT (1923 - 2002)
Dalam lukisan berjudul “Hutan” ini, Widayat memperlihatkan kecenderungan pada gaya dekoratif yang telah mencapai personal style-nya dengan kuat. Gaya pribadi Widayat itu mempunyai ciri pada deformasi bentuk-bentuknya yang bersumber dari citra seni primitif. Bentuk-bentuk itu semakin kuat mengungkapkan ekspresi karena didukung oleh karakter unsur-unsur visualnya. Dalam lukisan ini, bentuk-bentuk manusia dan binatang yang dilukiskan dengan deformasi sederhana berada di antara ruang-ruang sempit dan himpitan bentuk-bentuk pohon yang berderet dan berjejalan. Dengan warna dan tekstur yang berat, lukisan “Hutan” ini mengungkapkan citra primitif yang kental.
Diantara tema yang banyak dilukis, kegairahan Widayat pada dunia flora dan fauna mempunyai kekuatan tersendiri. Banyak pengamat menghubungkan imajinasi tema itu dengan kenangan Widayat semasa bekerja sebagai pengukur hutan di Sumatera. Namun lebih dari itu, ia sebenarnya dapat dilihat tengah memberi makna hubungan spiritualnya dengan dunia makrokosmos. Kesadaran ini juga dapat dilihat pada lukisan ”Hutan” tersebut. Dalam lukisan itu, ia menghadirkan hubungan berbagai unsur mikrokosmos, seperti manusia, binatang-binatang, dan lebatnya pohon-pohon yang dalam suasana harmonis, namun penuh menyimpan misteri ini, juga merupakan ciri spiritual ketimuran yang tetap menjadi sumber spirit pelukis-pelukis modern Indonesia.
Minat Widayat pada seni lukis mulai diperlihatkan pada waktu menjadi tentara Divisi Garuda, Seksi Penerangan, di Palembang 1947 -1949. Pada waktu itu ia banyak membuat poster dan dekorasi studio foto. Ketika Widayat harus melukis realisme pada awal studi di ASRI, lukisannya tidak menunjukkan teknik realis yang kuat, tetapi justru menampakkan sifat kegarisan yang datar (dwi matra). Hal itu ternyata merupakan kecenderungan yang akhirnya menjadi gaya personalnya sampai matang.
Dalam proses pembentukannya, Widayat banyak menyerap gaya dekoratif dari Kartono Yudhokusumo dan Jean Dubuffet yang ekspresionis dengan karakter primitif. Ia meleburkan perbendaharaannya itu dalam kreativitas yang melahirkan gaya khas. Widayat sangat dengan berbagai karakter gaya pribadi. Penjelajahannya mulai dari bentuk-bentuk yang agak realistik, penyederhanaan lewat abstraksi dan deformasi, sampai pada abstrak total. Semua itu mengandung unsur yang sifatnya dekoratif. Meskipun demikian, yang paling kuat memberi identitas karakter pribadinya adalah bentuk-bentuk dengan deformasi dan unsur-unsur hias primitif geometrik.
Hutan / The Forest (1973)
Cat minyak di atas kanvas / Oil on canvas, 100 x 70 cm, Inv. 563/SL/B
Posted on 15 Mar 2007 by webmaster

PELUKIS AHMAD SADALI

ACHMAD SADALI (1924 -1987)
Lukisan Achmad Sadali, “Gunungan Emas”, 1980 ini merupakan salah satu ungkapan yang mewakili pencapaian nilai religiusitasnya. Sebagai pelukis abstrak murni Sadali memang telah lepas dari representasi bentuk-bentuk alam. Namun demikian, dalam bahasa visual semua bentuk yang dihadirkan seniman dapat dibaca dengan berbagai tingkatan penafsiran. Dalam usian peradaban yang ada, manusia telah terbangun bawah sadarnya oleh tanda-tanda yang secara universal bisa membangkitkan spirit tertentu. Warna-warna berat, noktah dan lubang, serta guratan-guratan pada bidang bisa mengingatkan pada citra misteri, arhaik, dan kefanaan. Tanda segi tiga, konstruksi piramida memberikan citra tentang religisitas. Lebih jauh lagi lelehan emas dan guratan-guratan kaligrafi Al Qur’an dapat memancarkan spiritualitas islami. Semua tanda-tanda tersebut hadir dalam lukisan-lukisan Sadali, sehingga ekspresi yang muncul adalah kristalisasi perenungan nilai-nilai religius, misteri dan kefanaan.  
Pembacaan tekstual ikonografis itu, telah sampai pada interprestasi imaji dan pemaknaan bentuk. Namun demikian karena Sadali selalu menghindar dengan konsep eksplisit dalam mendeskripsikan proses kreatifnya, maka untuk menggali makna simbolis karya-karyanya perlu dirujuk pandangan hidupnya. Sebagai pelukis dengan penghayatan muslim yang kuat, menurut pengakuannya renungan kreatifitas dalam melukis sejalan dengan penghayatannya pada surat Ali Imron, 190 – 191 dalam Al Qur’an. Ia disadarkan bahwa sebenarnya manusia dianugerahi tiga potensi, yaitu kemampuan berzikir, berfikir, dan beriman untuk menuju “manusia ideal dan paripurna” (Ulul-albab). Menurut Sadali daerah seni adalah daerah zikir. Makin canggih kemampuan zikir manusia, makin peka mata batinnya. Dalam lukisan “Gunungan Emas” ini dapat dilihat bagaimana Sadali melakukan zikir, mencurahkan kepekaan mata batinnya dengan elemen-elemen visual.

PELUKIS AD PIRAOUS

D. PIROUS (Lahir/Born 1933)

A.D. Pirous dikenal dengan karya-karyanya yang bernafaskan islami. Pengungkapannya dalam lukisan lewat konstruksi struktur bidang-bidang dengan latar belakang warna yang memancarkan berbagai karakter imajinatif. Dengan prinsip penyusunan itu, pelukis ini sangat kuat sensibilitasnya terhadap komposisi dan pemahaman yang dalam berbagai karakter warna. Nafas spiritual suatu ketika muncul dalam imaji warna yang terang, saat yang lain bisa dalam warna redup yang syahdu, sesuatu juga bisa muncul dalam kekayaan warna yang menggetarkan. Sentuhan ragam hias etnis Aceh, yang memuat ornament-ornamen atau motif Buraq, juga memberikan nafas sosiokultural yang islami dalam lukisannya. Sebagai puncak kunci nafas spiritual itu, adalah aksentuasi kaligrafi Arab yang melafaskan ayat-ayat Suci Al Qur’an.
Dalam lukisan “Beratapkan Langit dan Bumi Amparan” (QS. Al Baqarah: 22a), 1990 ini, Pirous juga menghadirkan spiritualitas yang menyentuh. Latar belakang biru ultramarine membawa imaji tentang kedalaman kosmos yang tak terhingga. Di atas, menyembul bagian dari potongan-potongan bidang oker yang mencitrakan suatu massa langit. Di bawah, dua bidang putih dengan kaligrafi Al Qur’an tegak menjadi pondasi yang kokoh untuk citra bumi. Di antara imaji antara langit dan bumi itu suatu garis putih yang serupa cahaya membelah vertikal melewati kedalaman kosmos. Dengan berbagai karakter yang dapat dibaca lewat fenomena tekstual tersebut, maka garis yang serupa cahaya itu, dapat ditafsirkan sebagai cahaya keilahian yang menghubungkan langit dan bumi. Dalam lukisan-lukisan yang lain, pelukis ini sering membangun suasana alam untuk memberikan latar belakang yang kuat yang berhubungan dengan ayat-ayat Al Qur’an dalam lukisannya. Lewat penyusunan bidang-bidang, ruang, dan warna-warna tertentu, suasana dalam lukisan dapat memantulkan senja yang temaram, pagi yang jernih, ataupun malam yang syahdu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pirous juga berhasil mengembangkan seni lukis abstrak yang simbolis. Semua eksploitasi ide, medium, dan teknis tersebut akhirnya tidak hanya sekedar menempatkan Pirous sebagai pelukis kaligrafi yang handal, tetapi lebih jauh lagi mempertegas pencapaiannya sebagai pelukis spiritual islami.

PELUKIS AMANG RAHMAN ZUBAIR

Pelukis
 Amang Rahman Jubair



Amang Rahman lahir dari pasangan seorang keturunan Arab dan ibunya berasal dari daerah Jambi Kemantren, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Sebagai putra ke empat dari 13 bersaudara dalam lingkungan keluarga yang taat beragama, Amang pada masa kecilnya mendapat pengaruh kuat kebudayaan Islam di Jawa yang diperoleh dari cerita maupun petuah dari kakek neneknya, keluarga, masyarakat, lingkungannya maupun kawan sebaya sepermainannya. Pengaruh ini berlanjut terus hingga usia remaja. Dia sangat akrab dengan Al Quran, berbagai surau, mesjid bahkan gemar pula mengunjungi berbagai makam. Karena tertarik untuk berziarah atau menyaksikan nisan antik yang bertuliskan huruf Arab maupun huruf Jawa yang pada saat itu dianggap menarik dan unik.

Memasuki usia dewasa pengalaman hidup Amang terus berkembang serta bertambah. Dia menyenangi juga berbagai kesenian yang hidup dan tumbuh di Jawa dan Madura seperti : wayang kulit, ludruk, berbagai ragam tari, musik maupun berbagai cerita rakyat setempat, termasuk pantun parikan serta syair daerah baik dalam bentuk penyampaian lisan maupun tulisan.

Sejalan dengan usahanya memperdalam bidang seni rupa, Amang pun terus menekuni serta mengembangkan wawasannya dibidang kesenian lainnya. Antara lain dengan membaca di perpustakaan, berdiskusi dengan rekan seniman lainnya, dari Surabaya maupun dari kota lainnya di Indonesia, seniman tradisional maupun modern. Kecintaannya dalam dunia kesenian telah dibuktikan olehnya dalam bentuk puisi, penulisan kritik sastra serta karya lukisannya.

Latar belakang yang diawali sejak masa kecil maupun pengalaman religi serta berbagai pengalaman hidupnya sehari-hari telah membangun secara bertahap dan terus memperkaya wawasan Amang Rahman dalam karya lukisannya. Penjelajahan dan pengembaraan ruang kehidupan manusia baik jasmani maupun rohani membentuk alam kesadaran Amang yang dimanifestasikan pada penguasaan ruang kanvas lukisan-lukisannya.

Jejak ini dapat disaksikan pada setiap lukisan Amang, terutama didalam meletakkan obyek serta komposisinya  yang esensial yaitu : alur horizontal, vertikal dan diagonal. Pilihan obyek utamanya sederhana. Sosok manusia, paling sedikit 2 dan paling banyak 9 figur dalam pola bentuk dan posisinya dilakukan pengulangan.
Antara Kayu Tanam-Bukit Tinggi (1998),
145 X 195 cm



Penampilan unsur warna pada setiap lukisan Amang didominasi oleh pilihan warna biru, hijau, kuning dan hitam dengan nuansa dari keempat warna pilihannya itu. Berlanjut pada efek warna yang menyiratkan cahaya merupakan esensi dari keutuhan tema sentral. Pada penggunaan unsur garis, hampir setiap lukisan Amang bersifat efisien berupa kontur yang fungsional malah pada kebanyakan karyanya penampilan unsur garis sebagai maksud bayangan dibangun dengan batas pertemuan kontras warna yang berbeda.

Menurut pengakuannya, Amang lebih puas menggunakan jari-jarinya termasuk telapak atau punggung tangannya sebagai pengganti kuas dan pisau pallet untuk melukis, kadang-kadang menggunakan kain serbet untuk menghapus atau mencampur warna langsung keatas kanvas. Hasil produk kerja seperti itu, menjadikan wajah kanvas tidak kasar, perubahan nuansa warna menjadi halus dan bentuk obyeknya menjadi datar seperti halnya lukisan yang dekoratif dua dimensional.

Karya lukisan Amang Rahman didasari oleh keluasan wawasan, aneka ragam pengalaman hidup lahir bathin serta perenungan selaku insan yang beriman Islam telah melahirkan sikap hidup yang bersahaja, arif dan bijaksana dalam menghadapi dan mengatasi kehidupan di dunia fana ini. Beberapa unsur seperti keyakinan terhadap diri sendiri, pengalaman beragama yang kian mempertebal iman Islam, memahami hakekat hidup serta menghayati secara total dalam berkesenian telah diraih dan direfleksikan pada sebagian lukisan Amang Rahman Jubair, khususnya pada karyanya yang non-kaligrafis.



(Dari Berbagai Sumber)   

INFORMASI Penerimaan Murid Baru YAYASAN LEMBAGA PENDIDiKAN ISLAM AL HIKMAH Tahun Ajaran 2010 – 2011>

<INFORMASI
Penerimaan Murid Baru
YAYASAN LEMBAGA PENDIDiKAN ISLAM AL HIKMAH
Tahun Ajaran  2010 – 2011>

Pembelian & Pengembalian Formulir

Tempat       : Sekolah Masing-Masing

Alamat Sekolah
  • KB - TK 2        : Jl. Darmokali 26 Surabaya, Tlp 031-5613373
  • TK-1               : Jl. Gayungsari IV/27-29 Surabaya, Tlp 031-9290140
  • SD                  : Jl. Gayung Kebonsari Tengah 1 Surabaya, Tlp 031-8299094
  • SMP                : Jl. Kebonsari LVK V Surabaya, Tlp 031-8288228
  • SMA                : Jl. Kebonsari LVK V Surabaya Tlp 031-8289097

Persyaratan
1. Membayar biaya pendaftaran :
Kelompok Bermain (KB) : Rp. 200.000,-
TK-SD-SMP-SMA : Rp. 250.000,-
2. Usia minimum per tanggal 01 Juli 2010 :
   • KB :  2 tahun 8 bulan
   • TK :  3 tahun 8 bulan
   • SD :  5 tahun 8 bulan
3. Menyerahkan 1 lembar foto copy KSK
4. Menyerahkan 1 lembar foto copy Akte Kelahiran
5. Menyerahkan 2 lembar Pas Foto (hitam putih/warna) ukuran 3 x 4
6. Menyerahkan Surat Keterangan Sehat dari Dokter
7. Persyaratan Tambahan Khusus Pendaftar SMP Reguler :
   • Foto Copy Raport SD Kelas 4, 5 & 6
8. Persyaratan Tambahan Khusus SMP RSBI
    Rata-rata raport SD kelas 4, 5 & 6 minimal 7,5 dengan  nilai Matematika, IPA, Bahasa Inggris & Bahasa Indonesia masing-masing minimal 7,5 serta lulus UASBN.
   • Foto copy raport SD kls 4, 5 & 6 yang dilegalisir sekolah asal
   • Surat keterangan kelakuan baik dari sekolah asal
   • Surat keterangan sedang duduk di kelas 6 SD/MI tahun ajaran 2009 - 2010
   • Surat Keterangan/Sertifikat bahasa Inggris (jika ada)
   • Surat Keterangan/Sertifikat Komputer (jika ada)
   • Surat Pernyataan (disediakan oleh panitia)
     1. Bersedia mengikuti program SBI secara utuh
     2. Bersedia mengikuti tes bakat minat & kecerdasan
     3. Bersedia kembali ke program reguler jika tidak mampu mengikuti program SBI
9. Persyaratan Tambahan Khusus Pendaftar SMA :
   • Surat Keterangan Bebas Narkoba dari Sekolah Asal.
   • Foto Copy Raport SMP Kelas 1, 2 & 3

Seleksi
Materi Seleksi :
1. Psikotest
   a. Observasi Psikologi KB - SD
      • Kapasitas Intelektual
      • Kepribadian
      • Kemantapan Fisik

   b. Tes Psikologi SMP Reguler
       • Kapasitas Intelektual
       • Kepribadian

   c. Tes Psikologi SMP RSBI
      • Kapasitas Intelektual
      • Kepribadian
      • Bakat Minat

   d. Tes Psikologi SMA
      • Kapasitas Intelektual
      • Kepribadian
      • Bakat

2. Tes Al Qur’an
 ( Khusus untuk SMP, SMP-RSBI & SMA )
  A. Tartil (membaca dengan benar)
  B. Hafalan Juz ‘Ama, terdiri dari :
     1. Hafalan wajib, yaitu surat An Naba’
     2. Hafalan pilihan surat panjang, pilihan surat meliputi :
         • An Naazi’at 
         • Al Muthoffifin 
         • Al Infithar 
         • ‘Abasa 
         • Al Buruuj
    3. Hafalan pilihan surat pendek, pilihan surat meliputi :
        Ad Dhuha             At Tiin
        Al Humazah             Al Insyirah
        Al Qodr             Al ‘Aadiyat
        Al Qori’ah               An Nasr
        Quraisy             At Takatsur

3. Tes Akademik
    a. Untuk SMP Reguler 
       • Bahasa Indonesia
       • Matematika     
       • IPA

   b. Untuk SMP RSBI
      1. Tes Tulis,  meliputi :
          • Bahasa Inggris
          • Matematika
          • Pengetahun Umum
          • IPA
      2. Tes Lisan, meliputi keterampilan berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia tentang sikap & prestasi

   c. Untuk SMA
      • Bahasa Indonesia
      • Matematika
      • Bahasa Inggris 
      • IPA 
      • IPS

4. Tes Materi Komputer, Meliputi Word & Excel
    (khusus SMP RSBI)

Pelaksanaan Seleksi
KB : 6 & 13 Februari 2010
TK1 : 8 – 17 Februari 2010
TK2 : 20 & 27 Februari 2010
SD : 3 – 24 Februari 2010
SDBI : 3 – 24 Februari 2010
SMP-SMA : 20 & 21 Februari 2010
SMP-RSBI : 20 & 21 Februari 2010
Tempat Seleksi
Sekolah masing-masing
Pengumuman
Diumumkan tanggal 20 Maret 2010 di www.alhikmahsby.com
Biaya Pendidikan
KB : Infaq Jariyah : Rp.   7.500.000,-
  : Dana Pengembangan Pendidikan / tahun : Rp.      625.000,-
  : Biaya Penyelenggaraan Pendidikan / bulan : Rp.      550.000,-
  : Jumlah : Rp.   8.675.000,-
         
TK 1 : Infaq Jariyah : Rp. 10.000.000,-
  : Dana Pengembangan Pendidikan / tahun : Rp.      800.000,-
  : Biaya Penyelenggaraan Pendidikan / bulan : Rp.      650.000,-
  : Jumlah : Rp. 11.450.000,-
         
TK2 : Infaq Jariyah : Rp. 10.000.000,-
  : Dana Pengembangan Pendidikan / tahun : Rp       800.000,-
  : Biaya Penyelenggaraan Pendidikan / bulan : Rp.      750.000,-
  : Jumlah : Rp. 11.550.000,-
         
SD : Infaq Jariyah : Rp. 16.500.000,-
  : Dana Pengembangan Pendidikan / tahun : Rp.      900.000,-
  : Biaya Penyelenggaraan Pendidikan / bulan : Rp.      900.000,-
  : Jumlah : Rp. 18.300.000,-
         
SDBI  : Infaq Jariyah : Rp. 18.000.000,-
  : Dana Pengembangan Pendidikan / tahun : Rp.   1.000.000,-
  : Biaya Penyelenggaraan Pendidikan / bulan : Rp.   1.000.000,-
  : Jumlah : Rp. 20.000.000,-
         
SMP : Infaq Jariyah : Rp. 16.500.000,-
  : Dana Pengembangan Pendidikan / tahun : Rp.   2.250.000,-
  : Biaya Penyelenggaraan Pendidikan / bulan : Rp.   1.125.000,-
  : Jumlah : Rp. 19.875.000,-
         
SMP-RSBI : Infaq Jariyah : Rp. 19.000.000,-
  : Dana Pengembangan Pendidikan / tahun : Rp.   2.500.000,-
  : Biaya Penyelenggaraan Pendidikan / bulan : Rp.   1.375.000,-
  : Jumlah : Rp.  22.875.000,-
         
SMA : Infaq Jariyah : Rp. 16.500.000,-
  : Dana Pengembangan Pendidikan / tahun : Rp.   2.250.000,-
  : Biaya Penyelenggaraan Pendidikan / bulan : Rp.   1.175.000,-
  : Jumlah : Rp. 19.925.000,-



karya komik AHA

''Awal mula bermunculnya komik AHA sekitar 3thn yang lalu dengan tema cerita-cerita yng mengandung hikmah untuk kalangan anak-anak sehingga mudah dipahami cerita-ceritanya

Senin, 03 Januari 2011

tingkepan

Tingkepan adalah tata cara dan tata upacara masyarakat Jawa yang dilaksanakan ketika kandungan seorang wanita mencapai usia tujuh bulan dan ia mengandung yang pertama kali. Tingkepan disebut juga mitoni. Pelaksanaan tingkepan biasanya dilaksanakan berdasarkan hitungan neptu (hari lahir dan pasaran calon ibu dan calon bapak misalnnya hari Senin pasaran Pon) untuk mencari saat yang dianggap tepat, kondisi calon ibu dan juga segi kepraktisan.
Peralatan (segala hal yang mendukung pelaksanaan tata upacara tingkepan) yang digunakan sangat banyak dan mengandung makna simbolis. Peralatan tersebut yaitu pengaron (tempayan air), toya suci perwita sari (air suci yang diambilkan dari tujuh sumber), sekar setaman (bunga mawar, melati, kantil dan atau kenanga), nyamping (kain jarit) tujuh macam (antara lain motif sidomukti, truntum, udan riris dan yang wajib harus ada adalah motif dringin) dan mori (lembaran kain putih). Peralatan yang lain kursi kecil (dhingklik), daun kluwih, alang-alang dan kapa-kapa, klasa bangka (tikar dari anyaman daun pandan), janur kuning, keris dan kunir, telur ayam, kelapa gading yang muda, klenthing, ayam dan sangkarnya, siwur (gayung air dari batok kelapa tanpa dihilangkan kelapanya), rujak dan dhawet. Dalam buku ini makna simbolis peralatan tersebut diterangkan secara sederhana tetapi jelas sehingga mudah dipahami.
Piranti (menurut penulis sebagai pengganti kata sesaji karena kata sesaji mengandung nuansa aninisme dan dinamisme) tingkepan sangat banyak dan juga mengandung makna simbolis. Piranti tersebut yaitu tumpeng tujuh beserta lauknya, tumpeng robyong dan tumpeng gundul, telur penyu (terbuat dari telur ayam yang diwarnai merah), jenang procot, clorot, sekul punar (nasi kuning), jenang (terdiri jenang merah, jenang putih, jenang merah putih, jenang palang putih, jenang palang merah, jenang baro-baro merah, jenang baro-baro putih, jenang sungsum dan bubur sungsum, jenang lare), tumpeng damar, pring sedhapur (ruas bambu kecil tujuh buah yang diikat), babon angrem, pasung, kupat pletek, apem, cenil dan klepon, srinthil thiwul, kacang panjang, lobak, kubis, lembayung, nasi gurih dan buah-buahan. Berbagai piranti tersebut dalam buku ini walaupun tidak mendetail disebutkan bahan dan bentuknya. Misal jenang procot terbuat dari tepung beras yang dimasak dan diberi gula. Di bagian tengah diberi pisang utuh yang telah dimasak terlebih dahulu. Disebut jenang procot dengan harapan jabang bayi lahir (mrocot) cepat, lancar dan selamat baik ibu maupun bayi.
Proses upacara tingkepan terdiri dari pembuka (dilaksanakan oleh pembawa acara, sambutan selamat datang dan ucapan terima kasih atas kehadiran para tamu, dilanjutkan upacara inti tingkepan terdiri sungkeman, siraman, sesuci, pecah pamor, brojolan, sigaran, nyampingan, luwaran dan simparan, wiyosan, kudangan, bubukan, kembulan dan unjukan, kukuban, rencakan, rujakan dan dhawetan. Setelah upacara inti selesai bisa dilanjutkan dengan makan bersama dan acara terakhir adalah penutup. Proses upacara tingkepan dalam buku ini diuraikan cukup jelas dan mendetail termasuk contoh-contoh ucapan dalam bahasa Jawa (wicara) dalam setiap tahapan proses upacara tingkepan.
Dalam buku ini juga diterangkan “candra” (“kiasan”) kehamilan sejak usia kehamilan satu bulan sampai sembilan bulan. Misal hamil tiga bulan candranya trilokamaya. Tri artinya tiga, loka artinya tempat (sasana), maya (alam ngondar-andir, alam yang sangat berbahaya). Oleh karena itu si ibu harus berhati-hati dalam ucapan maupun tindakan demikian juga si ayah agar tidak berakibat buruk bagi si bayi.
Upacara tingkepan sesungguhnya mengandung ucapan terima kasih, doa dan harapan kepada Tuhan agar segala sesuatunya berjalan dengan baik dan lancar.